ALLAH IS THE BEST PLANNER (Part 2)

“O ye who believe! Observe your duty to Allah. And let every person look to what he has sent for the morrow, and fear Allah. Verily, Allah is All-Aware of what you do.”
 (Qs. Al-Hashr, 59:18)

Have you weighted your deeds lately?
When Sh. Riad asked audients above question, aku langsung teringat apa yang terjadi pada diriku di akhir tahun lalu. Pertanyaan itu adalah pertanyaan yang sama yang aku tanyakan pada diriku ketika dokter memutuskan bahwa aku harus di operasi.

25 Desember 2011, aku ke Penang, Malaysia. Awalnya kami berencana hanya sepuluh hari saja disana. Dan niatku pergi hanya menemani orang tua untuk chek up, namun sesampai disana justru aku nya yang dinyatakan sakit dan harus di operasi. Seumur hidup aku belum pernah di opname di rumah sakit. Bila aku sakit; flu, deman, sakit kepala, atau sakit perut, aku jarang ke dokter, aku lebih suka pengobatan alami. Aku lebih suka minum air putih yang banyak, mengambil istirahat yang cukup, dan mengkonsumsi buah-buahan dan makan makanan yang berfungsi sebagai antibodi. kalau demam misalkan, aku lebih suka minum juice jambu biji (guava). Intinya aku benci obat-obatan dan hal-hal yang berbau rumah sakit, dan itu pula sebabnya ketika semua teman-temanku dulu memilih Fakulatas Kedokteran sebagai pilihan pertama mereka saat kami test masuk perguruan tinggi, aku malah memilih Teknik Pertanian sebagai pilihan pertama ku.



Operasi jauh dari bayangan ku, aku cukup shock. Keputusan dokter itu mengharuskan kami memperpanjang keberadaan kami di Penang, Malaysia. Aku tidak bisa dioperasi segera karena stock darah di rumah sakit waktu itu kurang, apalagi libur panjang akhir tahun, natal dan tahun baru, sehingga operasi terpaksa ditunda sampai ada donator yang mau menyumbangkan darahnya. Aku menghubungi temanku yang sedang ikut suami mengambil master di Malaysia, aku meminta bantuannya untuk memperoleh darah jenis A+. Dan selama proses pencarian donatur itu, aku lebih banyak memandang langit dari jendela kamar apartement, dan air mata ku jatuh walau aku tak ingin menangis.

Ya Allah, sudah ku buat banyak rencana di akhir tahun ini (2011), namun operasi dan opname tidak masuk dalam rencanaku. Ada apa di balik rencanamu ini ya Rabb? Aku lebih banyak merenung dan menghabiskan waktu ku dengan membaca Qur’an dan mentadaburinya. Setiap malam aku bangun qiyamulai dan menangis. Ya Allah, sudah sampaikah waktuku? Sudah siapakah aku bertemu dengan mu? Ya Rabb, jika operasi itu merupakan akhir dari hidupku, ampunilah semua dosa-dosa ku. Sungguh amal ini masih sedikit.


Tiba-tiba hatiku berbicara, “Mina, bukankah disetiap doa kamu selalu meminta kepada Allah untuk diberikan kesehatan yang sempurna? Allah mengabulkan doa mu Mina, operasi ini akan mengambil penyakit dalam tubuhmu, membersikan tubuhmu dari darah kotor, sehingga kamu benar-benar sehat dengan sempurna. Bukankah Nabi Muhammad saw juga pernah di operasi untuk mengambil sikap dan sifat-sifat buruk dari dalam tubuhnya? Jadi bersyukurlah, Allah mengabulkan apa yang kamu minta dengan cara terbaik menurutNya.

Tidakah kamu ingat kisah ustad Yusuf Mansur? Ustad Yusuf sering membahas tentang tema sadaqoh. Suatu hari datang seseorang ke rumah beliau untuk meminjam uang 40 juta, dan pada waktu itu beliau memang memiliki uang sejumlah yang diminta, disaat itulah perang batin terjadi, jika beliau tidak meminjamkan uang tersebut, berarti beliau tidak melakukan apa yang telah beliau katakan ke orang-orang soal shadaqoh, peristiwa itu membuat beliau belajar banyak tentang keikhlasan. 

Begitu juga dirimu Mina, kamu sering memotivasi orang lain melalui training dan tulisan, dan hari ini Allah mengujimu dengan operasi ini, apakah kamu sanggup memotivasi dirimu sendiri dengan ujian yang Allah berikan kepadamu? Kebanyakan orang hanya pintar bicara, namun kurang mempu mengaplikasikan apa yang dikatakannya. Jika kamu bicara dari hati dan menulis juga dengan hati, tentu kamu mampu melewati ujian ini. Dimana Mina yang optimis? dimana Mina yang selalu energik? Berjuanglah untuk menang Mina! Jangan lemah dan kalah, karena Allah pasti ingin kamu menjadi pemenag bukan pecundang!

Aku berhenti menangis, seketika ketenangan merasuki jiwaku setelah mendengar taujih dari suara hati ku. Terima kasih ya Allah, di saat aku merasa sendirian, dan tidak tahu harus bagaimana dan bersikap seperti apa, Engkau selalalu hadir di dalam hatiku sendiri, dan berbicara dengan ku. Setiap orang akan diuji berdasarkan apa yang sering ia lakukan dan katakan.

Alhamdulillah aku mendapatkan pendonor, suami temanku dan temannya mau mendonorkan darah mereka. Aku janji bertemu dengan mereka dirumah sakit untuk test kelayakan dan kecocokan. Pada saat di rumah sakit, teman suami kawanku berkata, “munir (suami kawanku), kita donor darah ke siapa? Brother munir menunjuk ke arahku, dan aku hanya tersenyum. Lalu kawannya berkata lagi, “kayak bukan orang sakit” hahaha…aku tertawa mendengar kata-kata dari teman brother munir dan hatiku juga berkata, “ jangankan anda brother, saya saja tidak tahu kalo lagi sakit”. :D

Tiga hari setelah mendonarkan darahnya kepadaku, munir (suami kawanku) diketahui mempunyai batu karang di alat vitalnya, dan harus segera di operasi, jika tidak akan sulit untuk membuang air kecil. MasyaAllah, Maha benar Allah dengan segala firmanNya. Jika kamu menolong saudaramu, maka Allah akan menolongmu, beliau mendonorkan darahnya padaku, dan Allah menunjukkan padanya penyakit yang selama ini beliau tidak tahu. Masya’Allah!

Dua hari sebelum aku di operasi, dekan fakultas tempat aku belajar menelpon meminta aku datang ke kampus, untuk mengisi form magang. Aku dipilih sebagai salah satu peserta yang akan di utus magang ke pulau jawa selama enam bulan. Aku sampaikan bahwa aku di Malaysia, baru akan pulang tiga hari sebelum deadline pengisian form usai. Aku memang tidak mengatakan ke beliau sebelumnya kalau aku akan ke Malaysia, karena memang tugas mengajarku untuk semester tersebut telah selesai.

Aku sudah siap untuk dioperasi, namun sebagai manusia rasa takut tak bisa ku buang begitu saja. Wajahku pucat ketika menandatangi kontrak operasi, tiga kali dokter menyebut namaku memastikan apakah aku setuju dengan kontrak tersebut. Dengan mengucap Bismillahirrahmanirrahim ku tanda tangan kontrak itu. Ya Rabb, hidupku di tanganMu, hanya di tanganMu. Ibuku berulang kali menciumku sebelum masuk ke ruang operasi, aku berusaha tegar dan tidak mengeluarkan setitik air matapun di depannya. Walaupun ketika sudah masuk ke dalam ruangan persiapan operasi air mataku jatuh juga. Aku melihat sekeliling dalam kondisi tubuh terbaring, Ya Allah begitu banyak orang yang di operasi hari ini, kalau aku tidak salah hitung ada sekitar 15 orang yang akan dioperasi pada hari yang sama denganku. Tidak lama kemudian, seseorang menghampiriku dan mengambil dataku.
“Hello mina, saya dokter Lee, saya dokter bius. Kamu tahu mau di operasi apa?”.
“Iya jawabku”,
"Apakah kontrak ini kamu yang tanda tangan sendiri, Tanya dokter lee”,
“Yes dok”, jawabku.
“Okay, saya akan membius kamu 5 menit sebelum kamu masuk ke kamar operasi.” Katanya kemudian.
“Maaf dok, kira-kira saya akan di operasi berapa lama?” Tanya ku.
“Lebih kurang 2 jam, jangan khawatir, ini hanya operasi kecil”. Katanya.

Tepat pukul 8 pagi aku di bius, ku rasakan tubuhku tidak bisa bergerak dan tempat tidurku di dorong memasuki sebuah kamar. Ku lihat meja bulat yang besar dan tubuhku di angkat ke atas meja tersebut, lalu kedua tanganku di borgol, ku lihat keatas ada bola lampu yang besar, cahayanya menyilaukan mata. ya Allah jika aku masih bisa memiliki kesempatan hidup setelah ini, aku akan belajar banyak tentangmu, dan mendekat padaMu, serta melakukan apapun yang bisa ku lakukan untuk berbagi tentang kemahabesaranMu. Bismillahirrahmanirrahim. Setelah itu aku tidak tahu apa-apa.

Aku mendengar namaku disebut-sebut, ketika ku buka mata, ada tiga suster disekitarku. “Apa kamu baik”, Tanya seorang suster. “Alhamdulillah”, jawab ku. “Alhamdulillah aku hidup” bisik hatiku. “What is ur name?” Tanya sang suster kemudian. “Nur Azmina”, jawabku. “Okay, mari kita ke kamarmu”, kata sang suster. Alhamdulillah operasiku sukses, ini semua berkat doa dari orang-orang yang mencintaiku karena Allah. JazakhaAllah khair for everyone atas semuanya.

Satu pekan setelah dioperasi aku kembali ke Indonesia, dan aku harus istirahat di rumah selama satu bulan lamanya. Hari kedua setelah aku sampai, aku menelpon dekan fakultas dan bertanya syarat apa saja yang perlu ku siapkan terkait berkas magang ke pulau Jawa, sehingga aku tidak perlu bolak-balik ke kampus mengingat kondisi tubuhku yang belum begitu fit. Namun Dekan tersebut tetap meminta aku datang ke kampus. Dalam kondisi tubuh yang lemah, ku paksakan diri datang ke kampus, dan ketika aku berjumpa dengannya di kampus, beliau hanya mengatakan, “maaf bu Mina semua berkasnya sudah dikirim kemarin, kalau ada kesempatan lagi nanti akan dikabari.  Aku hanya senyum dan berkata, “bukannya dealinenya masih dua hari lagi pak?” “Iya, namun yayasan memutuskan untuk langsung mengirim berkas walaupun kurang satu orang dari yang diminta” kata sang Dekan. “Baik pak,  tidak apa-apa, terima kasih,. Allah akan memberi yang terbaik untuk saya”. Jawab ku kemudian. Walaupun hatiku berkata, “ya Allah, kenapa pak Dekan tidak langsung jujur mengatakan padaku bahwa aku tidak jadi diutus magang ketika aku menelponya kemarin, sehingga aku tidak perlu datang ke kampus dalam kondisi lemah begini. Sabar Mina, Allah pasti punya rencana lain untukmu.


“So whoever does good equal to the weight of an atom (or a small ant), shall see it, And whosoever does evil equal to the weight of an atom (or a small ant), shall see it.”

(Qs. Az-Zalzalah, 99: 7-8)


Gambar dari pinterest.com

To be continue

Comments

Popular posts from this blog

TAKE TIME TO LEARN

ALLAH IS THE BEST PLANNER (Part 3)

MUSLIMAH PRODUKTIF ITU, KITA