BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN

Hi Angkasa!
Apa kabar mu di malam penuh berkah ini?
Tahukah engkau bagaimana keadaanku hari ini?

Allah mengingatkan ku tentang kematian, angkasa.
Sesuatu yang pasti akan datang menghampiri,
Tinggal menunggu hari kapan mendapat giliran saja.

Hari ini, niat hati ingin pulang cepat ke rumah,
namun siapa sangka justru di tengah jalan diri ini mendapat musibah.
Di persimpangan kampus Unsyiah,
Di antara Fak. Ekonomi dan Gelanggang mahasiswa,
Saat ingin menyebrang menuju jalan pulang,
Diri ku bertabrakan dengan sebuah sepeda motor.

Alhamdulillah aku baik-baik saja, angkasa.
Hanya tangan dan kaki ku saja tergores sedikit,
Dan my Sweetie Red juga demikian walau standnya menjadi agak miring.
Namun dia, orang yang bertabrakan dengan ku kakinya patah, angkasa.


Dia tak bisa berjalan saat itu, aku kebingungan karena sudah sore,
Namun sebagai muslim bertangung jawab adalah keharusan,
Terlepas apakah aku yang bersalah atau dia yang bersalah.

Seorang temannya memopong dan membawanya ke tukang urut setempat.
Aku mengikuti orang itu dibawa ke tukang urut,
Sesampai disana beneran kakinya patah sehingga harus dibungkus dengan papan kayu,
Kerabatnya berdatangan ke tempat itu.
Aku sendirian, angkasa.
Namun entah kenapa aku tidak merasa takut.

Selesai diurut aku diminta ke rumah mereka juga,
Di sana akhirnya aku menumpang untuk shalat Ashar,
Pasca itu aku bertanya bagaimana baiknya sebab sudah cukup sore untuk diri ini pulang ke rumah.

Aku diminta menunggu abang orang yang bertabrakan dengan ku itu, angkasa.
Ternyata ia seorang polisi,
Saat pulang berseragam lengkap plus pistol di kantong celananya.

Aku sudah menduga bahwa yang diriku tunggu pastilah ada kaitannya dengan kepolisian,
Perbicangan pun terjadi, angkasa.
KTP ku diminta, motor ku difoto oleh sang polisi.
Ia juga mencatat nomor HP ku dan meminta ku untuk kembali hari Sabtu untuk pembahasan damai.

Sepanjang pulang aku berfikir, angkasa.
Beginilah jika Allah sudah berkehendak.
Padahal awalnya berencana pulang setelah ashar dari kantor percetakan Unsyiah,
Namun teringat ibu tadi pagi kurang fit,
Aku memutuskan untuk pulang cepat dari kantor agar bisa prepare buat buka puasa,
Nyatanya, karena kejadian itu aku malah pulang lebih telat dari biasanya.

Ingatan ku kembali pada mahasiswi yang meninggal karena ketabrak pertengahan bulan lalu, angkasa,
Ia masih belum selesai praktikum waktu itu,
Tidak dizikan pulang dari kampus oleh laborannya,
Namun bersikeras mau pulang,
Dan akhirnya di perbatasan kampus bertabrakan dengan truk, meninggal saat itu juga.
Begitulah jika mau sudah memanggil.

Aku bersyukur, angkasa,  
Allah masih memberiku kesempatan hidup,
Sekiranya hari ini adalah hari terakhir ku,
Entah bekal ini cukup atau tidak untuk ku menghadapNya, angkasa.

Alhamdulillah masih bernyawa,
masih diberi kesempatan menanam pahala.
Mohon doanya proses damai terwujud antar keluarga ya…
Sungguh aku tak sukai jika harus ke meja hijau, menguras tenaga dan juga biaya.

Setidak-tidaknya aku kembali dingatkan,
Karena Allah cinta, maka di titik terlemahlah ujian menyapa,
karena Allah sayang, maka disaat terakhirlah pertolonganNya datang,
“Bersama kesulitan ada kemudaham”, aku percaya banget firmanNya ini, angkasa.

Karena Allah tahu, maka ditangguhkan lah segala yang kita mau.
Terkadang kita merasa diabaikan,
Padahal sesungguhnya tiada satu pun perjuangan kita yang Allah sia-siakan.
PadaNya aku bergantung,
Semoga kejadian ini menjadi gerbang kebaikan dan keberkahan.
Aamiin…



Comments

Popular posts from this blog

TAKE TIME TO LEARN

ALLAH IS THE BEST PLANNER (Part 3)

MUSLIMAH PRODUKTIF ITU, KITA