MLM IMPIAN, ADAKAH?

Saya bukan penggiat MLM, namun juga bukan orang yang anti MLM. Banyaknya teman yang mengajak saya untuk join MLM belakangan ini membuat saya tertarik untuk membuat sebuah tulisan tentang MLM. So, siapapun yang akan mengajak saya kedepan cukup saya berikan link tulisan ini saja, sehingga ia tahu mau saya apa. Dan karena saya juga pernah bergabung dengan beberapa MLM, walaupun hanya sebagai consumer bukan marketer, jadi apa yang akan saya tuangkan disini murni berdasarkan pengalaman pribadi maupun orang lain, dan juga dari beberapa literatur bisnis yang saya baca. Ini semua agar anda sebagai penggiat MLM bisa berbenah menjadi lebih baik, dan bagi anda yang ingin join dengan MLM bisa lebih jeli dalam memilih, benarkah ini jalan anda dalam meretas kesuksesan?

Well, MLM merupakan kepanjangan dari Multi Level Marketing, atau sekarang ini lebih dikenal dengan sebutan Network Marketing maupun Personal Franchise. Yang ada dibenak saya MLM itu adalah salah satu alternatif bisnis yang mudah, murah dan cepat untuk meraih sukses. Kenapa?

Pertama, anda tidak perlu bingung untuk memikirkan mau sewa tempat dimana, berapa besar biaya yang harus anda keluarkan untuk itu, bahan bakunya diperoleh dari mana, dan produk apa yang akan anda kembangkan kemudian. MLM sudah menjawab itu semua, anda tinggal join, lalu anda bisa menjadikan rumah anda sebagai tempat penyimpanan produk, anda juga tidak perlu pusing-pusing membuat produk, karena produknya sudah ada, tinggal anda tawarkan (pasarkan) saja dan mengajak siapa saja untuk bisa berkerjasama dengan anda. Mudahkan?

Kedua, anda tidak perlu modal besar, untuk join sebuah MLM biayanya cukup terjangkau, biasanya dari puluhan ribu hingga ratusan ribu rupiah. Jadi cukup murah, bukan? Dengan biaya tersebut memungkinkah mereka dari kalangan menengah kebawah untuk bergabung dan memulai sebuah bisnis. Jadi tidak heran jika banyak buruh pabrik, penarik becak, supir, guru dan karyawan yang menjadikan MLM sebagai kerja tambahan.

Ketiga, proses kenaikan posisi secepat kinerja anda. Jika anda cukup rajin, maka semakin banyak pula bonus yang anda dapatkan dan semakin tinggi pula posisi anda. Posisi anda bisa melesat dalam waktu yang singkat serta mendapat reward dari perusahaan dengan nilai yang cukup fantastis, baik berupa umrah, jalan-jalan gratis keluar negeri bersama keluarga plus uang saku, etc. Tidak butuh waktu lama untuk mencapai semua itu kalau anda giat dalam membangun jaringan. Jika sebagai karyawan atau staff anda membutuhkan waktu yang lama untuk naik jabatan, gaji juga pas-pasan dan bonus seadanya, maka dengan MLM memungkinkan anda mendapat pemasukan puluhan juta bahkan milyaran rupiah per bulan dengan nilai bonus yang mungkin tidak bisa anda dapatkan di perusahaan manapun.

Itulah awal mula tujuan munculnya sebuah MLM, membantu banyak orang untuk hidup berdaya dan sejahtera. Namun seiring melajunya waktu banyak perubahan yang terjadi dalam tubuh MLM itu sendiri. Nilai-nilainya mulai bergeser dan terkadang justru menjurus pada penipuan dan kebohongan. Jika sudah begini, yang terjadi kemudian orang menjadi benci dengan yang namanya MLM. Baru disebut namanya saja, sudah menghindar bagaimana memberi penjelasan ini dan itu. Hal ini juga yang akhirnya membuat perkembangan sebuah MLM mandeg dan hilang kepercayaan dari konsumen (masyarakat). Bagaimana agar hal tersebut tidak terjadi? Bagaimana agar MLM kembali bisa diterima oleh banyak orang?

Berikut ini saya coba kupas satu persatu:
1. Biaya masuk.
Biaya masuk kebanyakan MLM yang dulunya murah sekarang ini menjadi mahal, sehingga sulit bagi orang kelas menengah kebawah yang ingin memulai bisnisnya disini. Jadi ada baiknya jika biaya menjadi anggota sebuah MLM itu kisarannya dari Rp. 10.000-Rp. 150.000 or Rp. 200.000. Tidak lebih dari itu. Sebab kebanyakan masyarakat memang berada pada level menengah. Jika targetnya level menengah maka biaya masuk tentu harus disesuaikan dengan pendapatan mereka juga. Sebaliknya jika memang biaya masuknya jutaan tentu level permainannya juga tingkat atas, sebab masyarakat dengan penghasilan terbatas tidak mungkin menjadikannya sebagai prioritas.

2. Sistem.
Sebuah MLM tentu harus punya sistem yang bagus, jelas dan rapi serta disampaikan dengan clear pula kepada setiap orang yang hendak masuk menjadi anggota sejak pertama sekali bergabung, sehingga tidak terjadi miskomunikasi or perseteruan antar anggota tentang posisi dan bonus dikemudian hari.

Kebanyakan MLM hanya menguntungkan mereka yang berada diposisi puncak. Ini yang kesannya terlihat tidak adil sebab yang bergerak mereka yang berada diposisi bawah, namun yang banyak menikmati keuntungan justru mereka yang berada diposisi atas. Seharusnya sistem yang dibangun adalah mereka yang berkerja ekstra mendapat keuntungan yang ekstra pula, dan yang tidak berkerja tidak mendapat apa-apa walaupun posisinya tinggi. Atau bisa juga dengan sistem jaringan saling bagi, bila yang dibawah bekerja yang diatas menikmati, begitupun ketika yang diatas berkerja yang dibawah pun bisa menikmati. Saling mengisi dan saling memberi. Atau bisa juga dengan sistem pencapaian bulanan untuk mencapai posisi tertentu, kemudian mulai dari awal lagi pada bulan berikutnya untuk mencapai posisi tertentu, sehingga pemberian bonus bergantung pada prestasi kerja tiap anggota dalam pencapaian kerja tersebut.

Selain itu sering kali anggota yang keangotaanya sudah mati, untuk join kembali harus membayar biaya pendaftaran yang sama dan mendapatkan tool yang sama pula. Ini faktor penghambat saya pikir, jika MLM tersebut cukup bijak justru bisa menerima siapapun yang ingin join kembali dengan syarat tertentu, misalnya membeli produk dengan nominal tertentu untuk bisa aktif kembali. Saya pikir sistem seperti ini lebih efektif dari pada mengharuskan daftar ulang dengan mendapatkan paket tool yang sama.

3. Produk.
Seringkali MLM tidak memberi keterangan produk mereka dengan jelas. Kebanyakan hanya mengatakan tentang kelebihannya saja, dan menyembunyikan kekurangannya. Ada baiknya setiap MLM jujur dalam memasarkan produk, karena begitulah cara berdagang yang dicontohkan oleh Rasulullah saw. Saya yakin, jika ada MLM yang memberi penjelasan produknya dengan jujur, mulai dari kelebihan or manfaatnya, kekurangan or efek sampingnya serta reaksi-reaksi apa saja yang akan dialami seorang konsumen ketika mengkonsumsi produk tersebut, justru membuat konsumen lebih respek, karena ia sudah tahu semuanya dan sudah siap antisipasinya bagaimana. Sebaliknya jika sebuah MLM hanya mengambarkan manfaat dari sebuah produk saja dengan mengatakan tidak ada efek samping sama sekali, namun ketika dikonsumsi ternyata menganggu metabolisme si konsumen, atau mengalami reaksi-reaksi yang bisa menganggu rutinitasnya, seperti pusing, demam, etc. Maka bisa dipastikan konsumen akan lari dan menyebarkan informasi yang tidak menyenangkan itu ke orang lain. Nah...kalau sudah begini yang rugi siapa? Niatnya biar produk banyak yang laku terjual, yang terjadi malah sebaliknya. Walaupun bisa jadi semua reaksi-reaksi tersebut merupakan tanda bahwa produknya sedang bekerja dalam tubuh si konsumen. Itulah kenapa jujur itu penting. Jadi semua tergantung pada MLM-nya.

4. Kualitas.
Ada MLM yang sistemnya bagus, namun kualitas produknya kurang baik. Sebaliknya ada sistem yang jelek, namun kualitas produknya ok. Saran saya jangan pilih keduanya jika tujuan anda untuk berbisnis, sebab sistem dan produk itu sama pentingnya. Produk yang bagus memudahkan anda dalam memasarkannya, dan sistem yang bagus memastikan kinerja anda tidak sia-sia, karena anda benar-benar mendapatkan apa yang pantas anda dapatkan. Begitupun sebaliknya, namun kalau hanya untuk keperluan pribadi, itu terserah anda mau join or tidak.

5. Komunitas.
Menurut saya sebuah komunitas itu penting, bukan hanya di dunia nyata, namun juga di dunia maya. Memberi pelatihan dan motivasi bagi anggota untuk siap bergerak serta memberi reward bagi mereka yang berprestasi or aktif tentu akan mengukuhkan jaringan sebuah MLM menjadi sebuah team yang solid. Begitupun di dunia maya, silaturahim dan saling berbagi dalam sebuah group, akan memberi nilai positif terhadap MLM tersebut. Apalagi jika konsumen bebas bertanya or menyampaikan keluhannya kapan saja, kemudian pihak MLM meresponnya dengan cepat dan menjawab or menanggapi apa yang disampaikan oleh konsumen tersebut dengan baik. Hal ini akan menambah nilai trust anggota or konsumen terhadap MLM tersebut.

6. Network.
Sesuai dengan namanya, sudah seharusnya sebuah MLM memiliki network yang luas dan terorganisir dengan baik, sehingga memudahkan anggota untuk mengajak siapa saja bergabung dimanapun orang tersebut berada. Stokist atau agen di tiap kota or propinsi bahkan luar negeri terekap dengan lengkap dan terkoneksi dengan baik, sehingga bila seorang anggota hendak pindah ke kota or propinsi lain, bahkan ke luar negeri ia tidak kebingungan mencari or mendapatkan produk. Ini juga salah satu cara cerdas untuk menarik seseorang untuk bergabung, sebab semua orang menginginkan kemudahan, apalagi jika administrasinya sistematis, namun juga simple dan memuaskan.

7. Kehalalan
Ini point yang sangat penting. Anda harus pastikan produknya halal dan tidak ada kaitannya dengan perusahaan yang terlibat dalam pembantaian muslim di Palestine, Syiria, Mesir, etc. Sebagai seorang muslim saya menyarankan anda jeli dalam hal ini, agar hidup anda berkah dan bisa membantu saudara anda juga dalam membangun perekonomian umat. Namun semua kembali pada pribadi masing-masing.

8. Tool.
Ini tidak kalah penting untuk marketing, kebanyang kan jika anda harus menjelaskan ini dan itu tanpa medianya. Apalagi di zaman tekhnologi seperti sekarang ini. Jadi saran saya setiap MLM memiliki tool yang lengkap sebab karakter manusia juga beragam. Jadi tawarkan sesuai dengan tipe manusianya. Jika ia orang visual, anda akan lebih mudah masuk dengan menggunakan video, link dan buku. Namun jika orang yang akan anda prospek tersebut audio, anda bisa mengajaknya untuk hadir dalam meeting or berbicara via telpon or skype atau memberinya rekaman. Nah jika ia orang  tipe kinestetik, anda harus melibatkan ia langsung dalam proses kegiatan, menjelaskan sistem dengan simulasi, etc. Jadi kenali audien anda. Jangan salah cara!

10. Agen (anggota/stokist).
Seorang agen or anggota merupakan ujung tombak perkembangan sebuah MLM. Ia bisa menaikan pamor sebuah MLM dan bisa juga menjatuhkannya. Jadilah agen yang cerdas, jangan terbawa oleh sistem, namun bagaimana kehadiran anda bisa mempengarui sistem yang ada menjadi lebih baik. Jadilah agen yang jujur, jangan terhipnotis untuk menjual produk sebanyak-banyaknya dengan cara-cara yang tidak akhsan. Jangan pernah berfikir karena anda sudah terjebak disana, lalu anda berusaha untuk menjebak orang lain juga agar keuntungan anda tambah banyak.

Oh ya, juallah produk yang ada sendiri mengkonsumsinya, sehingga ada paham benar sebesar apa kasiatnya, terutama anda para stokist, mengetahui kelebihan dan kekurangan produk merupakan nilai plus untuk mendapatkan konsumen tetap.

Jujur saja, biarkan hati yang memandu anda, sebab rezeki anda ditangan Allah bukan di MLMnya. Luruskan niat karena Allah, dan kerjanya juga dengan cara yang Allah suka. Jangan sampai keterlibatan anda disebuah MLM justru merusak persahabatan yang telah lama anda bina. MLM itu suatu hari bisa mati or perusahaannya pecah kongsi, sehingga karir anda disana pun bisa terhenti, namun persahabatan itu abadi. Jangan jual keabadian dengan kenikmatan sesaat yang nilainya juga tak seberapa jika dibandingkan dengan kenikmatan ukhwah (bersaudara).

Saya pikir jika hal-hal diatas diperhatikan dengan baik oleh setiap MLM, maka MLM itu akan menjadi MLM impian tiap orang. Nah...adakah MLM impian itu sekarang ini?
Anda sendiri yang putuskan... :)

Comments

Popular posts from this blog

TAKE TIME TO LEARN

ALLAH IS THE BEST PLANNER (Part 3)

MUSLIMAH PRODUKTIF ITU, KITA