ADA CINTA DISINI: CINTA TANPA SYARAT

Kawan...
Sejarah peradaban sudah ditulis, dan hanya orang-orang terpilih yang menjadi bagiannya. Baik yang berada langsung disana (Monas, Jakarta), atau pun yang hanya bisa mengirimkan bait-bait doa dari tempatnya masing-masing.


Izinkan saya berbagi nasehat dari seorang guru tentang pola hubungan, kawan. Tiga pola hubungan dengan Allah Swt. Setidak-tidaknya pola ini bisa menjadi cermin kita, pola hubungan mana yang sedang kita bangun denganNya.

Pertama, Cinta.
"Berbuat tanpa mengharap apa-apa selain RidhaNya."


Kita semua tahu bahwa Rasulullah saw sudah dijamin masuk surga. Dalam Al Qur'an Allah berfirman:

إِنَّا أَعْطَيْنَاكَ الْكَوْثَرَ

"Sesungguhnya Kami telah memberikan kepada mu Al-Kautsar." (Al Kautsar: 1)

Bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Al-Kautsar adalah sungai di surga.

Anas berkata: Lalu Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda: Aku melihat sebuah sungai di surga di dua tepinya terdapat kemah-kemah mutiara, maka aku berkata: Apa ini wahai Jibril? Jibril berkata: "Inilah Al-Kautsar yang telah Allah berikan kepada mu." (HR. At-Tirmidzi).

Lantas kenapa Rasulullah saw tetap beribadah kepada Allah, bahkan hingga kakinya bengkak, padahal ia sudah dijamin masuk surga dan diberikan sungai di surga? Ini tak lain karena cintanya kepada Rabbnya, selain memberikan suri tauladan kepada kita umatnya.

Ingat juga kisah Ali bin Abi Thalib, yang salah satu anggota tubuhnya tertusuk anak panah dalam sebuah peperangan. Tusukannya begitu dalam, namun ia menolak diobati kecuali saat sedang melakukan shalat. Maka tak kala Ali bin Abi Thalib shalat, sang tabib mencabut anak panah tersebut dari tubuhnya. Selesai shalat Ali ditanya apakah ia merasakan sakit? Ali menjawab tidak merasakan sakit sama sekali karena ia sedang asyik bermunajat kepada Allah.

Masya Allah! Cinta Ali kepada Allah membuat dirinya begitu khusyuk dalam shalat, sehingga tidak merasakan sakit saat anak panah dicabut dari tubuhnya. Cinta apa ini? Sungguh nikmat cinta seperti ini.

Adakah engkau ingat Rabiatul Adawiyah, kawan? Perempuan sufi yang terlahir dari keluarga miskin dan menjadi hamba sahaya kerajaan hingga mendapat hidayah dan kemudian hijrah. Menghabiskan waktunya hanya untuk berdzikir kepada Allah hingga dirinya dibebaskan dari penjara dan berdiam diri di sebuah desa. Kecintaanya kepada Allah meniadakan ruang cintanya kepada selainNya. Kekhusyukannya dalam beribadah kepada Allah telah menjadi legenda dunia.

Sungguh amazing pola hubungan yang mereka bangun dengan Allah. Kisah-kisah diatas hanyalah sepenggal dari sekian banyak kisah cinta kepadaNya.

Maka...jika engkau bertanya bagaimana mereka (Mujahid Ciamis) bisa berjalan kaki ratusan kilometer dibawah guyuran hujan dan terik mentari menuju Jakarta.
Bagaimana mereka (peserta #Aksi212) bisa mengarungi samudera untuk memenuhi panggilan jihad fisabilillah.
Bagaimana mereka (dari Sumatra Barat) bisa mengcarter pesawat untuk datang ke Ibu Kota dalam rangka #AksiDamai212.
Bagaimana massa bisa begitu rapi dan berkali-kali lipat jumlahnya dari aksi sebelumnya (#411).
Bagaimana hujan membasahi tubuh para jama'ah saat shalat Jum'at di Monas dan sekitarnya, namun tak membuat mereka beranjak pergi, justru menambah kekhusyukan dari raut wajah mereka yang terlihat syahdu dalam ketundukan.
Bagaimana #Aksi212 berlangsung #SuperDamai #SuperBersih tanpa sampah yang berserakan seperti acara-acara lainnya.
Bagaimana usia tua (kakek nenek) tidak menjadi penghalang mereka untuk ikut serta dalam barisan doa #212 di Monas, Jakarta.

Menurut mu itu cinta atau dipaksa, kawan? Engkau sudah tahu jawabnya, bukan?
Apa ini yang engkau sebut dibayar? 500 ribu kata mu?
Apakah ada yang mau berjalan kaki dibawah rintihan hujan dan panasnya mentari ratusan km hingga sandal putus dan kaki lecet untuk dibayar 500 ribu?
Apakah 500 ribu itu cukup untuk biaya tiket PP Bus, kapal laut, dan pesawat?
Apakah mereka yang mendukung aksi #SuperDamai212 di Turkey, Washinhton DC (USA), California, Frankfurt (Jerman), Sydney, etc...juga dibayar 500 ribu? Apakah nilai dolar lebih tinggi dari rupiah?
Apakah kakek nenek yang ikut datang untuk berdoa bersama di #Aksi212 itu mengharapkan bayaran?

"Berangkatlah kamu baik dalam keadaan merasa ringan atau pun merasa berat, dan berjihadlah dengan harta dan dirimu di jalan Allah. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu jika kamu mengetahui." (At Taubah: 41)


Jika hati mu masih beku. Sesekali lihatlah gambar diatas dari sisi yang berbeda, kawan. Kira-kira berapa banyak uang yang harus dihabiskan untuk membayar mereka semua? Ada sekitar 7 juta jiwa. Jika tiap dari mereka dibayar 500 ribu rupiah. Maka paling tidak harus ada dana sekitar Rp. 3.500.000.000.000,-
Maka pertanyaan selanjutnya, siapakah dia yang sanggup mengeluarkan biaya sebanyak itu dalam waktu sekejab?

Adakah engkau mengerti hakikat cinta itu, kawan? Ah engkau tak akan mengerti makna cinta ini.
Karena cinta ini hanya mungkin dipahami oleh mereka yang tak pernah hitung-hitungan saat memberi. Cinta ini hanya mungkin dirasakan oleh mereka yang tulus mencintai karena Allah saja. Cinta ini hanya mungkin dimiliki oleh mereka yang tak mengharap apa-apa selain RidhaNya.

Sekali saja buang ego mu, kawan. Dengarkanlah kata hati mu. Karena hanya mereka yang punya hati dan nurani yang bisa memahami rasa cinta ini. Tak ada yang bisa menggerakkan hati-hati sebanyak ini selain IA Sang Pecinta. Jika dipaksa oleh atasan kata mu, mungkinkan massa pada #AksiBelaIslam3 ini sebanyak itu? Karena kalau dipaksa, maka saat dihalang-halangi untuk hadir, mereka bisa saja beralasan tidak bisa datang. Namun lihatlah...mereka datang dan kembali datang? Jika apa yang telah terjadi di Monas pada #212 masih menghadirkan rasa benci di hati mu, masih membuat mu memaki dan menghina. Maka itu hak mu, kawan. Setiap kita akan dimintai pertangungjawaban.

Bagiku...
Ada cinta disini, cinta tanpa syarat. Tak ada janji-janji apa yang akan didapat saat datang merapat. Tak ada iming-iming rasa lelah akan berbalas buah tangan yang wah. Yang ada hanya rasa cinta yang tertuju pada yang Satu. Cinta yang tumbuh karena ilahi Rabbi. Datang, memberi, dan berbuat karena Allah semata. Rasa yang mekar karena Allah saja. Muncul dari dalam sanubari tanpa belenggu. Tak ada paksaan atau tekanan untuk berpartisipasi, semua karena kesadaran diri.


Ini momentum untuk mendekat kepadaNya. Ini momentum untuk membela agamaNya. Ini momentum untuk lebih mencintai ayat-ayat cintaNya. Karenanya walaupun dihalang-halangi, dibully, dibaikot, namun tak membuat langkah terhenti. Sebab cinta ini telah membuncah dalam jiwa. Jika kematian jawabannya. Maka mati dijalanNya adalah mulia. Inilah cinta di jalan pejuang, kawan. Bersyukurlah kamu bertemu dan menyatu di jalan cinta ini. Karena cinta ini insyaAllah abadi hingga ke surga nanti.

Kedua, Jual Beli.
"Jika kita harus mencari muka, maka kepada Allahlah kita seharusnya caper."

"Hai orang-orang yang beriman, sukakah kamu aku tunjukkan suatu perniagaan yang dapat menyelamatkan kamu dari azab yang pedih? (Yaitu) kamu beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwamu. Itulah yang lebih baik bagi kamu jika kamu mengetahuinya, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan memasukkan kamu ke dalam syurga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, dan (memasukkan kamu) ke tempat tinggal yang baik di dalam syurga Adn. Itulah keberuntungan yang besar. Dan (ada lagi) karunia yang lain yang kamu sukai (yaitu) pertolongan dari Allah dan kemenangan yang dekat (waktunya). Dan sampaikanlah berita gembira kepada orang-orang yang beriman. (QS.A-shaff:10-13).


Kawan...
Adakah kamu heran kenapa disaat #Aksi212 ada banyak keberkahan dan keajaiban?
Kenapa ada tukang roti, penjual donat, ketoprak, tukang es cream, justru mengratiskan dagangan mereka, padahal dengan jumlah peserta aksi sebanyak itu logikanya tentu akan mendapat keuntungan yang lebih besar. Kenapa ada begitu banyak orang menunggu mujahid Ciamis di jalan-jalan hanya untuk memberi makanan, minuman, dan pakaian. Padahal mereka tidak saling kenal dan belum pernah bertemu sebelumnya. Mengapa begitu banyak posko-posko makanan dan minuman gratis tersedia di lapangan sehingga makanan cukup berlimpah. Mengapa begitu banyak wajah-wajah ceria dengan suka rela membagikan nasi bungkus dan minuman untuk jama'ah shalat jum'at terbesar di dunia setelah Masjidil Haram, bahkan untuk para pekerja kantoran? Kenapa ada pemilik bus yang sudah dilarang beroperasi namun tetap nekad mengangkut peserta #Aksi212?
Apakah mereka tidak takut rugi? Apakah mereka tidak berfikir tentang keuntungan?

Kawan...
Engkau sudah tahu jawabnya, bukan?

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh. (Itu Telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil dan Al Quran. dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) dari pada Allah? Maka bergembiralah dengan jual beli yang Telah kamu lakukan itu, dan Itulah kemenangan yang besar". (At-Taubah: 111)

Mereka yang yakin dengan FirmanNya. Tidak perlu berfikir berkali-kali untuk berpartisipasi dan berjual beli denganNya. Sebab hanya IA yang tak pernah ingkar janji.

Ketiga, Kerja.
"Melakukan sesuatu karena mengharapkan balasan."

Namanya juga pola hubungan kerja, tentunya sebelum bekerja ada kontraknya. Apakah kontraknya memuaskan atau tidak. Apakah salarinya sesuai atau tidak.

Beginilah hubungan kerja.
Ibarat memilih seorang karyawan, apakah ia memiliki skill yang diharapkan? Apakah orangnya bisa diatur dan patuh? Apakah mau or bersedia lembur jika sewaktu-waktu ada kerjaan extra? Apakah orangnya rajin dan mau belajar? Bukankah itu beberapa hal yang diperhatikan saat memilih seorang karyawan?

Maka dalam beramal pun pola hubungan kerja juga demikian. Bertanya dulu apa fadhilah amalnya, baru kemudian mengerjakannya.

Kira-kira dari ketiga pola diatas. Kita masuk pola hubungan yang mana kawan? Ah...usah engkau jawab, cukup hati mu saja yang tahu. Dan terserah dirimu juga mau mempertahankan pola hubungan yang mana.

By the way...
Pantaskah kita hitung-hitungan dengan Allah? Jika sekarang pola hubungan yang sedang kita bangun denganNya adalah pola kerja. Ayuk kita belajar naik tingkat. Jika belum sampai ke pola cinta, paling tidak berada di pola jual beli.

Sebab sebagaimana kita membangun hubungan denganNya, begitu juga hubungan kita akan tercipta antar sesama.

Setiap peristiwa yang terjadi dalam hidup adalah caraNya agar kita ingat. Entah itu peristiwa sedih atau pun senang. Setiap detik adalah kesempatan untuk menjadi lebih baik.



#Aksi212 #AksiSuperDamai #AksiBelaIslam3 #SuperBersih #MuhasabahDiri #AyokLebihBaik #PolaHubungan #AdaCintaDisini #CintaTanpaSyarat


Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

TAKE TIME TO LEARN

ALLAH IS THE BEST PLANNER (Part 3)

MUSLIMAH PRODUKTIF ITU, KITA