NIKMATI SAJA...

Saat Hari itu tiba...
Coba pejamkan mata mu kawan...
Ingatlah masa kecil itu.

Adakah engkau ingat?
Saat engkau tak mampu melakukan apapun tanpa ortu.
Bahkan saat meminta sesuatu pun kamu hanya bisa menangis saja.

Waktu kamu mulai bisa bicara dan berjalan.
Kamu makin merepotkan,
Bertanya ini dan itu setiap saat
Berlari kesana kemari
Membuat rumah yang rapi kembali seperti kapal tak terkendali.

Ibu mu sudah lelah seharian.
Ayah mu pun sudah cukup berpikiran.
Namun kamu tetap menuntut,
Bak sang raja yang tak ingin titahnya diabaikan.

Namun saat dirimu beranjak besar.
Engkau merasa seperti bos besar,
Memutuskan mau melakukan apa sesuka hati mu tanpa bertanya.

Apalagi saat engkau mengenal dunia luar,
Bertemu banyak orang
Kadang dan bahkan sering...
Dunia itu menjadi lebih penting dari orang tua mu yang jasanya tak pernah bisa dibayar.

Semakin beranjak dewasa,
Kamu pun semakin merasa berkuasa.

Acap kali masuk telinga kanan dan keluar telinga kiri saat dinasehati.
Bahkan menutup telinga ketika tak sanggup mendengar lagi.

Pergi dari rumah berhari-hari.
Menghabiskan waktu bersama teman-teman lebih kamu perioritaskan ketimbang berada di rumah bersama keluarga.

Kamu merasa orang tua mu tak selevel, tak nyambung dan tak mengerti dunia mu.
Bahkan untuk berteman via bbm, facebook pun kamu enggan...
Khawatir aktivitas mu ketahuan,
Dan pulang akan diserang dengan berbagai pertanyaan.

Ini dimana? Itu siapa?
Kemana saja? Bersama siapa?
Dan lain-lain...

Kamu sibuk berpergian,
Berkerja kata mu,
Dan malamnya terlelap nyenyak tanpa pernah tahu apa yang orang tua mu harap.


Saat seseorang hadir dalam hidup mu.
Maka waktu mu terbagi untuknya.
Saat dia cemburu atau marah,
Kamu begitu galau, namun saat orang tua mu risau kamu biasa saja.
Bahkan saat mereka marah kamu justru lebih galak dari mereka.

Saat hari itu tiba...
Ketika engkau keluar dari rumah orang tua mu
Membuka lembaran kehidupan mu yang baru
Mungkin saat itu...
Engkau baru mengerti makna rindu.
Hati mu mulai merasa ada yang hilang
Saat memasak sendirian di rumah tak ada rekan bertengkar di dapur.
Saat pulang ke rumah tak ada sapaan dari ibu.
Saat menyiram tanaman terbayang wajah ayah yang lelah.
Bahkan saat anak-anak mu merengek ini dan itu, kamu terasa ingin berteriak.

Oh ibu...ayah...
Maafkan aku...
Kini ku mengerti lelah mu...
Kini ku paham makna omelan mu
Kini ku tahu betapa besar rasa sayang mu.

Haruskah menunggu hari itu tiba?
Agar engkau tahu makna rindu, dan bisa lebih menghormatinya?
Haruskah menunggu status mu berubah dulu, baru engkau tahu betapa besar rasa sayangnya?

Kawan...
Nikmatilah waktu kebersamaan mu bersama mereka selagi masih bisa.
Dengarkan saja semua omelan.
Saat hari itu tiba...
Entah ketika engkau keluar dari rumah mereka.
Atau ketika Allah mengambilNya.
Engkau akan sangat merindukan semua kebersamaan itu.

Tersenyum saja saat diomeli
Diam saja saat dimarahi.
Nikmati saja...
InsyaAllah engkau tidak akan sakit hati.
Justru engkau akan lebih mencintai.


Comments

  1. Perlu disyukuri utk mereka yg memiliki orrgtua lengkap.
    Penyesalan selalu datang di akhir waktu. Omelan2 kasih sayangnya amat berarti ketika mereka ada di dekat kita, tapi gersang saat mereka tiada, Jadi, kalau mreka ngomel ngalor ngidul jangan disalah artikan yg anek2, itu tanda sayang mereka.

    asikk hhee

    ReplyDelete
    Replies
    1. Bener banget mba 😊
      Agar sesal itu tidak datang maka saatnya menikmati bagaimana pun keadaan...

      Sebab omelan tanda itu tanda sayang...hehehe...

      Delete
    2. Bener banget mba 😊
      Agar sesal itu tidak datang maka saatnya menikmati bagaimana pun keadaan...

      Sebab omelan tanda itu tanda sayang...hehehe...

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

TAKE TIME TO LEARN

ALLAH IS THE BEST PLANNER (Part 3)

MUSLIMAH PRODUKTIF ITU, KITA